Rahim Pengganti

Bab 47 "Sikap Asli Della"



Bab 47 "Sikap Asli Della"

0Bab 47     

Sikap asli Della     

Bukan marah atau kesal yang ada hanya kebahagian, Della dengan para teman teman nya sedang asyik berpesta pita. Padahal menurut anjuran dokter wanita itu masih belum boleh mengonsumsi alkohol, tapi lihat lah saat ini diri nya dengan lincah nya meminum minuman tersebut, terus menerus tanpa memikirkan apa yang akan terjadi.     

"Gue bahagia banget Aiden. Gue senang banget," teriaak nya tanpa peduli dengan orang orang yang ada di dekat sana.     

Aiden yang sejak tadi, menatap Della dengan tatapan yang begitu dingin. Pria itu ingin marah namun, tidak bisa selalu tidak bisa berbuat apa apa dengan Della. Pria selalu menjadi orang yang akan melakukan semua hal untuk Della.     

"Kamu sudah banyak minum sayang," ujar Aiden.     

Della menatap ke arah pria nya yang duduk dengan sangat rapi di sana. Malam hari ini Aiden terlihat sangat seksi dan menahan, hal itu membuat Della semakin mencintai selingkuhan nya itu. Aiden selalu tahu, bagaimana isi hati Della, Aiden akan selalu ada di samping Della dalam keadaan apa pun.     

"Tidak sayang. Ini adalah hari bahagia. Karena dia pasti sudah mati, Carissa mati bersama dengan bayi nya," ucap Della dengan tawa yang sudah lepas. Tawa suka dan bahagia, itu lah yang di lakukan oleh Della.     

Aiden menarik napas nya berat, pria itu tidak tahu apa yang sudah di lakukan oleh Della sehingga berucap seperti itu. Selama ini, Aiden belum melakukan apa pun pria itu masih mematau dan melihat saja bagaimana cara membuat Carissa leyap seperti keinginan wanita nya.     

"Kamu apa kan dia? Please sayang, jangan bersikap ceroboh. Aku gak mau kamu terjadi sesuatu," ucap Aiden panik. Mendengar hal itu semakin membuat, Della bahagia. Aiden adalah pria yang terbaik untuknya, Della segera menghampiri Aiden. Menyatu bibir mereka berdua, Aiden yang diberikan serangan mendadak terkejut akan hal itu.     

Keduanya saling melumat, bertukar Saliva di tempat yang redup ini. Bahkan tangan Aiden sudah tidak tinggal diam lagi, Aiden mengusap punggung Della dengan penuh cinta. Bibir Aiden tubuh menuju bahu, dan hal itu membuat Della mengeluarkan suara khasnya.     

Desahan yang keluar dari mulut Della membuat, Aiden semakin dalam mencium bibir Della bahkan bukan hanya Aiden yang bersikap agresif namun, Della juga sama.     

"Lanjut?" tawar Aiden. Della sudah terfokus dengan segala napsunya, wanita itu mengangukkan kepalanya. Aiden langsung membawa Della dalam gendongannya, membawa Della ke sebuah kamar yang tersedia di dalam club' ini.     

***     

Bian masih setia menunggui sang istri di depan ruangan rawat, saat ini Carissa sudah di pindahkan. Namun, tetap saja Bian belum juga diberikan izin oleh Mama Ratih untuk bsia bertemu dengan istrinya itu, pria itu sudah memohon tapi tetap saja sang Mama tidak mau Carissa bertemu dengan Bian lebih dulu.     

Saat ini Bian sedang menunggu sahabatnya untuk mencari tahu bagaimana masalah ini bisa terjadi, Bian sangat marah ketika tahu bahwa rumahnya kebakaran, dan menyebabkan sang istri dalam bahaya.     

"Bian!!" panggilnya. Bian segera menoleh ke arah samping, di sana sudah ada Elang dan juga Jodi. Kedua nya datang setelah mendapatkan telpon dari Bian tadi. Elang yang baru akan One Night Stand bersama dengan wanita nya diurungkan saat mendengar suara Bian yang begitu marah.     

"Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Jodi.     

"Gue gak tahu, tiba tiba tadi gue dapat info seperti ini. Gue gak mau tahu kalian berdua, harus bantuin gue cari tahu siapa dalang dari semua ini. Gue gak mau ada hal yang berbahaya lagi yang menimpa Carissa apa lagi ada anak di dalam kandungannya," ucap panjang lebar Bian. Jodi dan Elang kaget saat mendengar hal itu namun, kedua nya segera mencoba membuat Bian mengerti.     

"Kita pasti bantuin loe. Sekarang loe, cuma fokus dengan Carissa, gue juga bakalan buat beberapa orang di sini untuk jaga kalian. Kita gak tahu siapa musuh kita saat ini," ujar Elang.     

"Thanks bro. Gue butuh banget bantuan kalian berdua."     

"Kita pasti bakalan bantuin. Gue sama Elang pergi, kita akan selidiki semuanya. Loe jangan lupa jaga istirahat saat ini Carissa butuh banyak support dari loe," sambung Jodi.     

Setelah keduanya pergi, Bian duduk di sana menatap pintu kamar yang masih tertutup. Saat ini pria itu ingin sekali, melihat ke dalam sana bagaimana kondisi istri nya. Memeluk Carissa dan mengecup dahi nya memberikan kekuatan untuk sang istri.     

Ceklek     

Pintu ruangan tersebut terbuka di sana Siska keluar dengan sorot mata menatap tajam ke arah Bian. Wanita itu lalu duduk di samping sang Abang, Mama Ratih sudah sejak sejam yang lalu pulang. Itu pun, harus ekstra sabar Siska membujuknya.     

"Bagaimana keadaan Carissa?" tanya Bian dengan nada khawatir.     

Siska menatap ke arah sang Abang, sedih ya itulah yang dirasakan oleh Siska saat ini ketika melihat sang Abang seperti ini namun, Siska juga kesal dengan Bian yang tidak bisa menjaga Caca dengan baik.     

"Mbak Caca baik baik aja. Tadi setelah siuman, sudah aku kasih obat dan makan. Sesuai dengan arahan dokter," jawab Siska.     

Helaan napas berat, terdengar jelas Bian senang mendengar hal itu. Pria itu bersyukur dengan apa yang terjadi.     

"Syukurlah, kalau seperti itu," jawabnya dengan lega.     

"Mas Bian. Ini peringatan pertama untuk Mas, please jangan sampai sesuatu hal yang buruk kembali terjadi kepada mbak Caca. Aku gak akan pernah maafin Mas," ucapnya. Bian menatap adiknya itu kilatan kemarahan terlihat jelas, Bian menghembuskan napasnya berat pria itu lalu mengangukkan kepalanya.     

"Iya. Mas janji akan melakukan semuanya dengan baik, menjaga Carissa dan calon anak kami dengan baik dan tidak akan membuat seorang pun bisa menganggu mereka lagi."     

"Harus. Apa lagi penganggunya itu juga harus di basmi. Mas, kalau kamu terus menutup mata dengan apa yang terjadi, aku gak akan tahu bagaimana kedepannya. Saat ini yang harus Mas Bian lakukan adalah jangan selalu diam dengan tindakan Mba Della, please lihat apa yang terjadi," ucap Siska. Setelah mengatakan hal itu Siska beranjak dari tempat itu.     

"Apa maksud kamu. Kenapa jadi bawa bawa Della dalam urusan ini. Kenapa kamu selalu sinis sama dia, Della juga Kakak kamu dek," ucap Bian tidak suka. Pria itu selalu bersikap seperti ini, ketika Siska atau sang Mama berkata tidak baik tentang Della dan hal itu semakin membuat Siska membenci Della.     

"Jangan pernah menyesal jika ada musuh di dalam selimut."     

Siska langsung masuk ke dalam ruangan Caca, sedangkan Bian terdiam di tempat menatap pintu tersebut. Tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Siska. Pria itu tidak mengerti kenapa adiknya selalu bersikap berbeda dengan Della, padahal Della adalah wanita yang luar biasa baik menurutnya.     

###     

Hallo. Semangat terus buat kalian semua nya ya. Jangan lupa untuk selalu bahagia ya. Terima kasih buat yang sudah baca dan support cerita ini. Love you guys, sehat terus buat kalian semua ya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.